Cari Blog Ini

Jumat, 28 Januari 2011

makalah smester II


TUGAS
SOSIOLOGI PERKOTAAN DAN PERDESAAN
PS3222
PERAN SERTA KEBERADAAN RUMAH SOEKARNO
KABUPATEN ENDE
PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Image






Disusun Oleh
Nama                         : ALBERTUS KASALI
No. Mahasiswa       : 611109037
Program Studi         : Teknik Perencanaan Wilayah & Kota (PWK)
Jurusan                    : Teknik Sipil



SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2010



(I)

LEMBAR PEGESAHAN
MAKALAH
SOSIOLOGI PERKOTAAN DAN PERDESAAN
PS3222 / III / 3 sks
PERAN SERTA KEBERADAAN RUMAH SOEKARNO
KABUPATEN ENDE
PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR






Disusun Oleh
ALBERTUS KASALI
611109037
Diperiksa dan Disetujui oleh
Dosen Pengampu
Senin, 13 Desember 2010
Drs. Achmad Wismoro,ST,MT
Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Teknik Sipil
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TAHUN 2010



(II)


kata pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalah limpahan rahmat – Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul PERAN SERTA KEBERADAAN RUMAH SOEKARNO Makalah ini disusun sebagai  tugas UAS, program studi TeknikPlanologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Oleh karena itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasaih yang sebesar-besarnya atas segalah bantuan yang telah diberikan kepada :
·         Drs.Achmad Wismoro,ST,MT, selaku Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan,arahan dan petunjuk sampai terselesainya makalah ini.
·         Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Planologi STTNas Yogyakarta atas dorongan dan semangatnya.
Besar harapan penulis,semoga makalah yang disajikan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berharga bagi pengembangan ilmu perencanaan pada Program Studi Teknik Planologi STTNAS Yogyakarta.





Yogyakarta, januari 2011

            Penyusun





(III)
Daftar Isi
Halaman Judul.......................................................................................................I
Halaman Pengesahan...........................................................................................II
Kata Pengantar.....................................................................................................III
Daftar Isi................................................................................................................IV
Abstrak...................................................................................................................V
Bab. I Pendahuluan...............................................................................................1
            1.1.Latar Belakang......................................................................................1
            1.2.Rumusan Masalah................................................................................3
            1.3.Lingkup dan Batasan Penulisan ...........................................................3
Bab. II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori.......................................................4
Bab. III Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat...............................................5
Bab. IV Pembahasan..............................................................................................6
Bab. V Kesimpulan dan Saran...............................................................................11.
Daftar Pustaka........................................................................................................13









(IV)
Abstrak

Menyebut kota Ende tak lepas dari nama besar Bung Karno, Bapak Bangsa Indonesia. Sesungguhnya kota Ende romantis. Di tepi laut yang indah, di kaki daerah perbukitan yang berdiri rapat seperti pagar. Bahkan, dengan status tahanan pun, Bung Karno dapat menimba banyak sekali ilham dari alam sekelilingnya, seperti kelak dibuktikan oleh berbagai cerita sandiwara karyanya dalam Toneel Club Kelimutu antara tahun 1934-1938 di Ende.
Kota Ende, ibukota Kabupaten Ende, di pulau Flores, memang tidak terlalu besar.  Seperti halnya kota-kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) lainnya, kota Ende juga kurang tertata rapi. Jalan-jalan dalam kota masih sangat sempit dan masih banyak yang tidak beraspal. Tetapi kota Ende sudah tersohor sejak dahulu, bukan hanya di nusantara tetapi sampai ke mancanegara. Pasalnya, di kota inilah Soekarno, yang saat itu baru berusia 35 tahun, diasingkan oleh penjajah Belanda selama empat tahun.
Ketika Soekarno diasingkan, kota Ende masih merupakan kota mati. Di sana masih banyak hutan, kebun karet dan tanaman rempah-rempah. Jangankan transportasi udara, pelabuhan laut pun belum ada. Rumah-rumah penduduk masih bisa dihitung dengan jari. Kini, kota Ende sudah memiliki Bandar udara Ipi yang bisa didarati pesawat Fokker 28. Selain bandara, Ende juga memiliki pelabuhan yang menghubungkan ke kota-kota lainnya seperti Kupang, Mataram, Denpasar, Surabaya dan lain-lain.
Adalah Ir. Soekarno yang punya titel Sarjana Teknik keluaran ITB Bandung datang ke Ende sebagai orang hukuman. Dia adalah aktivis politik yang memperjuangkan Indonesia merdeka. Dia ditangkap, diadili dan dihukum. Vonis Pengadilan Kolonial menetapkan dia harus dibuang ke Ende-Flores. Tidak ada pilihan  lain, kecuali Bung Karno harus mentaati keputusan penguasa.










(V)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar